Hanya saja, berkat berkat kepedulian Guru Sutar, kenekatan warga dapat diurungkan. Tak terbayangkan apa yang terjadi jika warga pada waktu itu benar-benar melakukan aksi demo. Sebab, kebetulan waktu itu Praseto dan istrinya tidak ada di rumah.
Anehnya, begitu aksi demo gagal digelar, desas-desus tentang diri Prasetyo pun hari demi hari mulai berkurang. Orang pun mulai tak percaya jika Prasetyo memiliki pesugihan seperti yang dikabarkan oleh warga beberapa waktu lalu.
"Aku kini yakin jika kini Prasetyo mengedarkan uang palsu,"kata Ramelan dengan kesempatan lain di sebuah warung ujung gang.
Mendengar hal ini orang oun mulai memperbincangkan makin maraknya peredearan uang palsu ini, ucapan Ramelan itu dianggap masuk akal.
"Bisa juga demikian,"kata Supriah dengan pelan. "Bukan bisa juga tetapi memang begitu,"kata Ramelan dengan suara mantap. Orang yang waktu itu berada di warung pun mulai berpikir. Jangan-jangan yang dikatakan Ramelan itu memang benar.
Esok harinya, setiap orang menerima uang kembalian dari Prasetyo tak ada yang mau menerimanya. Awalnya Prasetyo dan istrinya agak heran dengan sikap para pembeli yang datang ke tokonya. Beberapa hari kemudian, toko Prasetyo tak pernah sekalipun dikunjungi pembeli. Ini menjadikan Prasetyo semakin heran.
Akhirnya, ia pun mengetahui penyebabnya. Oleh warga ia dikabarkan sebagai pengedar uang palsu. Bahkan tak lama kemudian datang aparat kepolisian ke tokonya untuk mengusut berita yang beredar tentang dirinya yang diduga mengedarkan uang palsu.
Meskipun Prasetyo diberitakan sebagai pengedar uang palsu, namun baru beberapa hari kemudian toko miliknya mulai dikunjungi pembeli seperti sebelum tersebar isu tentang dirinya. Keberhasilan Praseto sebenarnya bukan karena pesugihan atau pengedar uang palsu. Ia selama ini terbantu ekonominya lantaran memiliki kartu ATM.
Ia sendiri heran, mengapa setiap mengambil uang tabungannya melalui ATM, sisa tabungannya tak pernah berkurang namun justru bertambah. Awalnya, ia sendiri tak menyadari hal itu. Sebab, setiap ia mengambil uang, kertas yang keluar dari mesin ATM ia buang ke tempat sampah yang berada di balik ATM. Keanehan ini baru desadari ketika ia mengambil uang agak banyak, ternyata mesin ATM mengeluarkan uang seperti yang dikehendaki.
Padahal, selama ini tak merasa pernah menabung. Ketika itulah ia mulai membaca kertas yang keluar dari mesin ATM. Ia pun jadi sangat heran ketika saldo tabungan justru dua kali lipat dengan uang yang diambilnya.
Sejak saat itulah ia mulai rajin mengambil uang melalui ATM, makin bertambahlah uang yang dimilikinya. Ketika istrinya menanyakan menagapa hal itu bisa terjadi, Prasetyo hanya mengatakan bahwa dengan menggunakan nomor PIN-nya secara terbalik, hasilnya pun terbalik juga.
Seharusnya jika diambil, sisa makin berkurang, namun kenyataannya justru malah bertambah. Inilah yang tak pernah diketahui tetangganya, termasuk Ramelan, Pamrih, Langkung, Guru Sutar, dan Minah. (Saya juga ..., :) ).
No comments:
Post a Comment